Pertama kali membaca "kalimat benarkah aku cinta Indonesia?", langsung terbayang dalam pikiran saya, karena memang selama ini kalimat tersebut benar-benar tak terpikir oleh saya, "kenapa? " ya pertanyaan itu langsung muncul, dan sekilas saya melihat kebelakang, ketika aceh di landa konflik, di saat sebagian orang-orang berjuang melawan pemerintahan indonesia dengan beribu alasan agar perjuangan mereka benar suci untuk Aceh tercinta.

Sejak kecil saya sudah di tanamkan tentang hebatnya Aceh pada zaman dahulu, Aceh memiliki banyak pejuang hebat yang berjuang mempertahankan kerajaan yang kaya dan subur dari tangan penjajah, memang kenyataannya begitu, aceh memiliki kekayaan barang tambang yang di padu dengan tanah yang subur, namun apa kenyataanya, warga aceh harus hidup sebagai orang yang miskin, orang yang hidupnya serba kekurangn, dimana-mana pemukiman berdinding kayu yang melukiskan kemiskinan warga, malah keadaan ini bisa kita lihat di daerah sekitar perusahaan tambang yang berada di Aceh, memang sungguh menyedihkan, ini berbalik adanya, orang-orang luar yang datang ke Aceh mendapatkan kelayakan hidup, diantaranya mendapatkan jabatan tinggi di perusahaan sedangkan warga aceh sendiri hanya bisa menjadi kuli-kuli yang berkerja keras namun mendapatkan upah yang kecil, dan diantaranya pula menjadi tuan tanah, di mana tanah-tanah aceh yang subur di bagi-bagikan kepada warga luar melalui progam transmigrasi dan di berikan modal untuk mengelola sehingga mereka hidup dengan berkecukupan diantara warga aceh sendiri harus membanting tulang dan hidup di bawah atap rumbia. "sehingga kecemburuan sosial pun tak dapat di hindarkan, aceh jangan lagi hidup sebagai budak di negeri sendiri,memisahkan diri dari Indonesai merupakan mutlak bagi rakyat aceh" begitulah sorak-sorak para pejuang aceh, sungguh hal ini benar-benar membuat saya membenci pemerintahan pusat,

Pemberontakan kepada ibu pertiwi pun berlanjut hingga di resmikan Daerah Istimewa aceh sebagai daerah DOM(daerah operasi meliter), di sinilah kejadian-kejadin yang sangat menyayat hati warga aceh, dimana-mana pembantaian oleh OTK , orang-orang hilang tanpa di ketahui keberadaanya, hingga menyisakan trauma yang mendalam bagi yang melaluinya,
sekian lama hal ini berlanjut, tuhan memberikan tanganya menolong warga aceh, menunjukan jalan yang terbaik untuk di lalui bersama-sama dalam kedamaian dengan meluluhlantahkan ujung banda dengan mengoncang dan di ikuti air ombak yang bergulung cepat, memang ini jalan tuhan sehingga membuka pikiran orang=orang bahwa peperangn sudah harus diakhiri, dan bahwa aceh memang di takdirkan bersama-sama berjalan bergandengan menuju kemakmuaran dalam perdamainan yang sejati, sudah cukup penderitaan sampai disini, kini saatnya membangun aceh bersama yang tetap dalam pelukan ibu pertiwi,

Sekarang, kenapa harus membenci indonesia?, tak ada alasan untuknya, apakah karena dahulu saya dan warga yang lain harus hidup sebagai budak didaerah sendiri? bila ini di jadikan alasan, harus di bawa kemana hadist yang menyatakan"allah tidak akan merubah kaumnya, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya". karena, hendaknya kita tak selalu menyalahkan orang lain, mulailah bertanya kepada diri sendiri, bukankah semua itu kesalahan kita sebagai penghuni Aceh? bukankah kita yang seharusnya berusaha keras tanpa pamrih untuk mendapatkan kesempataan yang sempat hilang? karena memang sudah janji tuhan memberi kepada yang berusaha,
Ini lah jalan tuhan aceh akan tampak hebat bila bersama dalam pelukan ibu pertiwi, kita sama-sama sependeritaan di bawah jajahan, bersama-sama berjuang melawan penjajah, bsama-sama memiliki tanah yang subur dan alam yang indah, sungguh hebat indonesia ini, negara yang besar terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang memiliki sumberdaya yang tak terkira harganya, kita hebat bila bersama, kita mampu bila bersama, dan aku sungguh cinta indonesia, akan kupertaruhkan diriku untuk mu negeri demi darah pejuang yang telah membangun pondasi untuk ibu pertiwi.
Tak pernah kusiakan, karena kita mampu bila bersama, kita satu dan saling melenkapi,

<